umum, keterampilan ini disebut dengan Self-Hypnosis. Mempraktekkan
Self-Hypnosis memiliki berbagai tantangan yang seringkali membuat para
praktisi tidak maksimal dalam melakukannya.
Silakan baca artikel pertama di sini!
artikel kedua ini, saya akan membahas masalah lain yang sering
dirasakan seseorang dalam melakukan Self-Hypnotherapy, yaitu: Sulit
mempertahankan kondisi trance, seperti: kebablasan sampai ketiduran.
Masalah lainnya adalah sudah masuk trance, tiba-tiba blank atau
terbangun.
Sulit Mempertahankan Kondisi Trance
di artikel sebelumnya, dikhususkan bagi seseorang yang sulit masuk
trance, artikel kali ini ditujukan bagi orang yang sulit mempertahankan
kondisi trance. Biasanya, kesulitan ini disebabkan beberapa alasan:
1. Bosan.
Pernah merasa bosan? apa yang terjadi jika di kelas bertemu dengan
pengajar yang mengajarkan suatu materi dengan membosankan? kemungkinan
besar, anda akan ngantuk dan tidur. Sama juga dengan Self-Hypnosis, rasa
bosan yang anda alami selama proses self-hypnosis akan membuat anda
menjadi ketiduran. Ada hal yang menarik dengan rasa bosan ini, biasanya
praktisi menggunakan teknik pembosanan untuk membimbing klien masuk ke
kondisi trance. Namun masalah yang sering terjadi adalah jika rasa bosan
ini terus-menerus dirasakan oleh klien, maka justru menyebabkan klien
terlelap hingga ketiduran. Dalam konteks yang lebih scientific, rasa bosan ini mengkondisikan frekuensi gelombang otak klien menurun menuju gelombang delta. Apa itu Gelombang Delta? Gelombang
delta adalah kondisi dimana seseorang tidur terlelap tanpa mimpi. Dalam kondisi delta, klien sudah tidak efektif dalam menerima dan meresponse sebuah sugesti. Untuk memahami
lebih lengkap tentang gelombang otak, bisa baca artikelnya di sini! atau klik di sini!
2. Tanpa Persiapan.
Proses Self-Hypno pada dasarnya tidak hanya sekedar menuntun kondisi
diri menuju kondisi hipnosis (trance), tetapi juga berbicara tentang
prosedur terapetiknya (sugesti). Berbicara tentang sugesti, maka anda
harus tahu setidaknya 3 (tiga) hal, yaitu: masalah anda, outcome (hasil
akhir) yang diinginkan, dan cara (strategi) menyelesaikan masalah dan
mencapai outcome tersebut. Tentu saja sebelum self-hypnosis, kita perlu
persiapan untuk merumuskan 3 hal ini. Jika tidak dilakukan yang baik,
maka anda akan mengalami kebingungan saat proses self-hypnosis. Bahkan
hal ini menyebabkan anda tiba-tiba ngeblank, malah menjadi stress dan dapat juga “terbangun”
(terminasi/keluar dari kondisi hipnosis).
3. Posisi Tubuh.
Saat melakukan self-hypnosis, dianjurkan mengambil sikap tubuh yang
nyaman namun anda masih dapat memegang kendali atas pikiran dan perasaan
anda. Posisi Tubuh yang tidak disarankan adalah dalam keadaan tidur
telentang (apalagi sambil meluk bantal). Biasanya posisi tubuh yang terlalu nyaman di tempat tidur membuat kita kebablasan
hingga ketiduran (frekuensi otak di gelombang delta). Posisi telentang ini sebaiknya tidak
dilakukan, kecuali anda mengalami masalah insomnia atau kesulitan untuk
bisa tidur.
4. Enviromental.
Satu hal lain yang perlu kita perhatikan adalah lingkungan atau kondisi
di sekitar kita. perhatikan terang cahaya lampu, suhu ruangan, musik
relaksasi, aroma therapy, atau hal-hal lainnya di sekitar anda. Bagi
beberapa orang tertentu, mendengar musik relaksasi tertentu justru
membuat dirinya tertidur pulas.
Solusi yang bisa saya sarankan adalah:
1. Pilih Topik/Tema Self-Hypnosis yang Penting dan Menarik.
Salah satu penyebab rasa bosan adalah topik/hal yang dibicarakan adalah
sesuatu yang tidak penting atau tidak menarik. Mungkin anda akan bertanya, Kita tahu darimana apakah hal
itu penting/menarik atau tidak? Mudahnya adalah saat membicarakannya biasanya intensitas
emosi/perasaan kita ikut meningkat. Semakin menarik topik yang akan dibahas akan membuat
seseorang akan mudah lebih fokus dan tentu saja kondisi hipnosis dapat
dipertahankan dengan lebih mudah.
Jika
anda menggunakan rekaman, Gunakan suara dengan Nada yang lebih
bervariasi. Sampai di tahap induksi, suara dengan nada yang monoton
(flat) dan rendah akan membantu klien masuk ke kondisi trance, tetapi
pada saat klien sudah memasuki kondisi trance, maka nada dan volume
suara harus lebih bervariasi. Oleh karena itu saat merekam script di
bagian terapetik, kondisikan nada dan volume suara untuk lebih
bervariasi. Menggunakan script berupa pertanyaan terbuka (bukan yes/no
question) juga baik untuk dilakukan, agar self-talk bisa terjalin dengan baik. Self-Talk itu juga termasuk kondisi hipnosis (trance).
2. Persiapkan Strategi Terapi. Pastikan anda menjawab tiga pertanyaan ini, yaitu: (1) Apa Persoalan/Masalah yang saat ini masih saya hadapi (dan ingin diselesaikan) ? ; (2) Apa Outcome (Hasil Akhir) yang ingin saya capai? ; (3) Bagaimana Cara dan Solusi untuk menyelesaikan persoalan ini?
Untuk mendapatkan jawaban tentang cara dan solusi bisa anda lakukan dengan dua cara, yaitu: Cara Pertama: Anda pikirkan dan renungkan terlebih dahulu sebelum terapi, lalu anda catat. Dan/atau, Cara Kedua:
Anda tanyakan ke pikiran bawah sadar anda (saat kondisi hipnosis).
Salah Satu caranya adalah dengan memanggil bagian kreatif pada diri anda dan tanyalah
kepadanya. Khusus untuk cara kedua ini disarankan anda untuk belajar atau
mengikuti workshop hipnoterapi yang saya adakan. Infonya lihat di sini!
4. Posisikan Tubuh yang Nyaman.
Anda bisa pilih duduk bersandar di dinding, atau bersila (seperti
meditasi), atau bisa juga menggunakan kursi recliner. Sangat tidak
disarankan untuk dalam keadaan telentang.5. Kondisikan Sekitar Anda.
Pada dasarnya ini hanya pelengkap saja, anda bisa atur cahaya lampu,
atau musik relaksasi yang membuat anda nyaman, tetapi tetap bisa fokus.
artikel bagian kedua tentag Self-Hypnosis ini. Pada artikel
berikutnya, saya akan membahas jika anda sudah merasa self-hypnosis
tetapi tidak ada hasilnya atau tidak terdapat perubahan yang signifikan.