Halo Pembelajar Hipnotis,
Melalui artikel ini, kita akan belajar bersama bagaimana membaca pikiran orang lain dengan cara yang mudah dan sederhana.
Ini adalah artikel lanjutan dari Part I, apabila Anda baru pertama kali membuka artikel ini, silakan baca terlebih dahulu Part I di sini!
Apakah Seseorang bisa melakukan keterampilan untuk membaca pikiran orang lain???
Faktanya adalah..
Manusia itu tidak bisa membaca pikiran orang lain!
Yang
bisa dilakukan adalah memprediksi proyeksi dari pikiran orang lain
melalui perilaku ditunjukkan, baik secara verbal maupun non-verbal.
Untuk memudahkan dalam pemaparan, kemampuan membaca proyeksi hasil dari
pikiran ini kita tetap sepakati dengan “Mind Reading” atau Membaca
Pikiran.
bisa dilakukan adalah memprediksi proyeksi dari pikiran orang lain
melalui perilaku ditunjukkan, baik secara verbal maupun non-verbal.
Untuk memudahkan dalam pemaparan, kemampuan membaca proyeksi hasil dari
pikiran ini kita tetap sepakati dengan “Mind Reading” atau Membaca
Pikiran.
Bagaimana cara membaca Pikiran dengan Mudah?
Saya akan membagikan Langkah-Langkah Praktis untuk membaca Pikiran Orang Lain yang sangat mudah untuk diaplikasikan.
1. Lakukan Screening
Screening,
mudahnya adalah mempelajari perilaku seseorang dengan cara mengamati
pola-pola perilaku yang terjadi. Pola identik dengan keterulangan dan
keteraturan. Setiap orang mungkin memiliki pola-pola yang berbeda. Dalam
mengamati pola tersebut harus dilakukan secara menyeluruh (dari ujung
kaki sampai ujung kepala, jika perlu sampai ke pola nafas, dan
sebagainya).
mudahnya adalah mempelajari perilaku seseorang dengan cara mengamati
pola-pola perilaku yang terjadi. Pola identik dengan keterulangan dan
keteraturan. Setiap orang mungkin memiliki pola-pola yang berbeda. Dalam
mengamati pola tersebut harus dilakukan secara menyeluruh (dari ujung
kaki sampai ujung kepala, jika perlu sampai ke pola nafas, dan
sebagainya).
Untuk memudahkan melakukan screening saya akan memberikan dua contoh kasus.
Contoh 1 :
Saat
menonton sebuah Film Action di Bioskop, Rini terlihat menonton sambil
menggerak-gerakkan pahanya naik-turun kecil dengan cepat. Ada seseorang
saat merasa antusias ketika menonton suatu film, yang bersangkutan
menggerak-gerakkan kakinya dengan cepat naik turun. Namun, dalam kasus
lain, menggerak-gerakkan kaki seperti itu menunjukkan bahwa orang
tersebut mulai bosan. Untuk memahami kondisi yang benar, kita dapat
melakukan pengamatan pola-pola lainnya, misalnya raut wajah. Apabila
saat dia menggerak-gerakkan kaki lalu melihat jam atau sambil menguap
berkali-kali, nah kemungkinan besar, orang tersebut dalam keadaan bosan.
Ternyata Rini sambil menggerak-gerakkan kakinya, wajah yang
bersangkutan terlihat sangat fokus menatap layar hampir tanpa berkedip,
sesekali seperti ikut merespon dengan emosi-emosi tertentu. Dalam hal
ini kita bisa membuat kesimpulan sementara bahwa Rini menonton dengan
antusias.
Contoh 2 :
Kita
melihat seseorang sedang berdiri di depan pintu sebuah gedung mall,
sambil melihat jam berulang kali dan melihat kanan-kiri. Keseluruhan
pola ini menunjukkan bahwa yang bersangkutan sedang menunggu sesuatu, ntah itu jemputan atau teman atau taxi. Persisnya apa kita mungkin tidak tahu, tetapi yang jelas dia sedang menunggu sesuatu!
2. Gunakan Bahasa Realita
Bahasa Realita itu dalam NLP sering disebut dengan Milton Model. Namun kita permudah saja, dengan menggunakan istilah Bahasa Realita. Bahasa
Realita intinya bahasa yang bersifat universal dan kecenderungan untuk
diterima sangat besar. Bisa jadi Bahasa Realita, seperti mengungkapkan
sebuah “Fakta”, yang sudah disepakati secara universal. Penyempaian
bahasa Realita bisa melalui pernyataan atau pertanyaan.
Realita intinya bahasa yang bersifat universal dan kecenderungan untuk
diterima sangat besar. Bisa jadi Bahasa Realita, seperti mengungkapkan
sebuah “Fakta”, yang sudah disepakati secara universal. Penyempaian
bahasa Realita bisa melalui pernyataan atau pertanyaan.
Contohnya : “Setiap orang pasti ingin hidup sukses dan berkelimpahan.” atau “Kamu mau Sukses, kan?” ; “Tidak ada kesuksesan yang instant” ; dll
3. Hubungkan Bahasa Realita dengan Hasil Screening.
Apabila
sudah memahami pemakaian bahasa realita, maka kita bisa menyesuaikan
atau menyusun bahasa realita yang cocok untuk hasil screening yang telah
dilakukan sebelumnya. kita bisa lihat kembali contoh 1 di atas, Kita
bisa menggunakan bahasa realita untuk membaca pikirannya dengan cara :
“Kamu suka kan filmnya?” atau “Gimana Filmnya? Aku tahu kamu pasti suka
banget ama filmnya.”
sudah memahami pemakaian bahasa realita, maka kita bisa menyesuaikan
atau menyusun bahasa realita yang cocok untuk hasil screening yang telah
dilakukan sebelumnya. kita bisa lihat kembali contoh 1 di atas, Kita
bisa menggunakan bahasa realita untuk membaca pikirannya dengan cara :
“Kamu suka kan filmnya?” atau “Gimana Filmnya? Aku tahu kamu pasti suka
banget ama filmnya.”
Untuk contoh ke-2, saya akan memberikan contoh yang benar dan yang salah.
Contoh Salah : “Sedang nunggu taxi ya, mbak?” ==> belum tentu objeknya taxi.
Contoh Benar : “Sedang nunggu ya, mbak?”.
Dalam
contoh yang benar di atas, menggunakan pola bahasa deletion, yaitu ada
potongan informasi yang dihilangkan (taxi). Namun contoh salah di atas
bisa saja benar, jika anda memiliki tambahan informasi pada saat
screening, misalnya: orang tersebut sudah beberapa kali melambaikan ke
taxi yang lewat.
contoh yang benar di atas, menggunakan pola bahasa deletion, yaitu ada
potongan informasi yang dihilangkan (taxi). Namun contoh salah di atas
bisa saja benar, jika anda memiliki tambahan informasi pada saat
screening, misalnya: orang tersebut sudah beberapa kali melambaikan ke
taxi yang lewat.
Selamat Mencoba!!!
Semoga Bermanfaat
Rezky Daniel
– International Certified Hypnotherapist
– Founder Smart Hypnotist Center
Ingin Mengundang Beliau ke Instansi Anda? ataupun ingin mendapatkan Informasi Jadwal Pelatihan Hipnoterapi, NLP dan Coaching bersama Beliau? Silakan Hubungi: 0812-8446-0494 atau 0896-7370-0228